Tahu Bungkeng Sang Pelopor Tahu Sumedang
Tahu Bungkeng merupakan pelopor tahu Sumedang yang sekarang terkenal luas dan telah menjadi icon dari kota Sumadang. Kuliner otentik yang telah berumur lebih dari satu abad ini tetap memiliki rasa yang otetentik.
Jika bertandang ke Sumedang rasa-rasanya kuliner yang wajib menjadi buah tangan adalah tahu Sumedang, frasa tahu Sumedang seolah sudah melekat di dalam otak sebagai icon kuliner dari kota tersebut. Namun belum banyak yang tau jika awal mulai terciptanya tahu Sumedang yang kita kenal luas sekarang ternyata ada sosok pelopor yang sudah berjualan sejak satu abad yang lalu.
Popularitas tahu Sumedang sudah tidak diragukan lagi. Makanan itu bisa ditemui oleh pemudik yang melintas di jalur selatan Jawa. Pemudik di kendaraan umum maupun kendaraan pribadi tak terkecuali pasti menjumpai pedagang Tahu Sumedang setelah keluar dari Gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dipadu dengan lontong dan cabai rawit, Tahu Sumedang menjadi menu yang pas untuk buka puasa dalam perjalanan menuju halaman kampung.
Dibalik kepopulerannya sekarang kisah tahu Sumedang bermula dari tahu Bungkeng. Tahu Bungkeng dikenal sebagai cikal bakal dari tahu Sumedang. Nama Bungkeng sendiri diambil dari nama orang yang pertama mengkreasikan tahu khas Tiongkok menjadi Tahu Sumedang pada 1917.
Gerai tahu Bungkeng yang berlokasi di Jalan 11 April, No. 53, Kotakaler, Sumedang Utara dikenal sebagai gerai pertama yang menjual tahu Sumedang.
Kisah tahu Bungkeng dimulai dari imigran Tiongkok bernama Ong Kino bersama istrinya yang tinggal di Sumedang pada awal abad 20-an atau pada 1900-an.
Disadur dari kanal youtube kisarasa, Suriadi Ukim pemilik dari Tahu Bungkeng sekarang memaparkan jika Tahu Bungkeng berasal dari nama kakeknya yaitu Ong Bungkeng namun sebelum itu buyutnya yakni Ong Kino telah berdasal dari Tiongkok Cina yang memulai bisnis tahu. Istri dari Suriadi, Weily pun ikut bercerita jika Tahu Bungkeng didirikan oleh ayahnya Ong Bungkeng yakni Ong Kino pada tahun 1917. Ia kemudian memanggil anaknya Ong Bungkeng yang berada di daratan Cina untuk datang ke Indonesia dengan maksud dapat meneruskan usaha tahu miliknya, setelah Ong Kino selesai mengajari Ong Bungkeng ia kemudian kembali lagi ke Cina. Dari sana Ong Bungkeng berinofasi membuat tahu yang dapat laku dan laris dijual di pasaran maka terciptalah tahu Bungkeng dengan bentuk yang sekarang dengan resep dari ayahnya yang merupakan pengrajin tahu asli dari Cina. Selanjutnya usaha itu diteruskan oleh Ong Ukim hingga tahun 1990-an dan terakhir sampai pada Suryadi Ukim yang merupakan anak dari Ong Ukim.
Pada awalnya Ong Kino hanya memiliki tiga karyawan kemudian setelah ketiganya keluar masing-masing mendirikan usaha tahu sendiri dan dari ketiganya ini kemudian terpecah lagi sehingga kira-kira pada tahun 1970/1980-an di kota Sumedang banyak terdapat pengrajin tahu hingga dikenal dengan kota tahu.
Berkat resep yang terus diperhatikan keotentikan rasanya dan terus dipelihara bisnis Tahu Bungkeng ini berhasil berdiri sampai sekarang. Pak Suriadi mengatakan untuk produksinya sendiri ia biasa membuat seribu potong tahu pada hari biasa dan bisa mengalami kenaikan lima kali lipat pada hari libur.
Untuk harga satu buah Tahu Bungkeng dijual seharga Rp1000 rupiah.
Kemudian saat ini Tahu Bungkeng juga telah menjual variasi baru yakni tahu nori, tahu nori ini merupakan tahu yang diberi nori di salah satu sisinya sehingga menambah rasa gurih ketika sepotong tahu itu masuk kedalam mulut. Teksur dari tahu nori pun lebih renyah dari pada tahu Sumedang yang biasa. Kemudian pada tahu nori ini juga menggunakan tahu yang berbeda karena tahu yang digunakan cenderung kepada tahu telur yang mirip dengan tahu khas Jepang.
Menurut chef Renata yang menjadi khas dari tahu Sumedang ini lebih ke kadar airnya karena ia buka kategori tahu yang padat yang dimana ketika ia digoreng banyak air yang keluar itu yang membuat udara di dalam tahu Sumedang bahkan ada juga beberapa tahu Sumedang yang bisa sampai kopong ditengahnya.
Jika pada kebanyakan penjual menyajikan tahu Sumedang dengan sambal kecap atau hanya dengan cabai rawit. Tahu Bungkeng memiliki khasnya sendiri yakni disajikan bersamaan dengan cocolan sambal tauco membuat rasanya semakin nikmat apalagi jika memakan Tahu Bungkeng nya selagi hangat.
Tempat pembuatan dari tahu Bungkeng ini pun masih mempertahankan lokasi yang sama sejak satu abad yang lalu, bagian ruko depan digunakan untuk tempat berjualan Tahu Bungkeng dan di dalamnya digunakan sebagai pabrik untuk memproduksi Tahu Bungkeng. Pabrik ini juga masih mekanisme tradisional artinya semua dijalankan dengan tenaga tangan manusia sehingga rasanya masih tetap sama.
Komentar
Posting Komentar