Lima Menu Hantaran Rantang Lebaran Betawi
Menjelang Hari Raya Idulfitri masyarakat Betawi biasa melakukan tradisi ‘anter-anteran’ yakni berbalas hantaran makanan menggunakan rantang. Tradisi ini dilakukan dengan memasukkan beragam menu olahan rumah ke dalam rantang kemudian dibagikan dengan tujuan untuk menjaga tali silaturahmi dengan sanak saudara, kerabat, juga para tetangga.
Idulfitri menjadi momen istimewa yang selalu dinanti kehadirannya setiap tahun. Hari raya ini juga dapat dimaknai sebagai ajang silaturahmi dengan keluarga, tetangga, maupun kerabat jauh. Indonesia sebagi negara yang memiliki 1.340 lebih suku bangsa mempunyai beragam tradisi untuk merayakan hari raya Idulfitri. Beragam tradisi itu dilakukan baik sebelum menyambut hari raya Idulfitri maupun saat hari raya seperti tradisi Meugang yang dimiliki Aceh, ada pula tradisi Batobo dari Riau, tradisi Badulang dari Bangka, tadisi grebek shawal dari Yogyakarta, serta tradisi perang Topat dari Lombok. Setiap tradisi dilakukan dengan penerapan dan penyajian yang berbeda. Namun, memiliki pemaknaan yang sama yakni menebar kebaikan kesesama dalam rangka mempererat dan mejaga tali silaturahmi.
Di mayarakat Betawi sendiri terdapat tradisi ‘antar-antaran’ yang biasa dilakukan mulai dari seminggu sebelum lebaran. ‘Antar-antaran’ biasa dilakukan dengan membawa olahan makanan dalam rantang. Biasanya empat hari sebelum lebaran di jalan-jalan dan gang banyak didapati orang membawa rantang, rantang atau hantaran tersebut biasa ditujukan untuk para ncang, ncing, abang, mpok, orang tua, sesepuh kampung maupun para tetangga dengan tujuan untuk bersilaturahmi.
Menurut seorang sejarawan kuliner dari Universitas Padjajaran, Fadly Rahman, seperti dikutip dari tempo.co, mengatakan bahwa hantaran lebaran merupakan sebuah tradisi yang menjadi representasi dari kegiatan saat hari raya panen tiba dimana ketika raja mengadakan pesta panen, biasanya akan membekalkan hasil olahan dan berbagai makanan serta kue yang akan dibawa pulang oleh rakyatnya momen ini telah terjadi sejak masa kerajaan abad ke-16.
“Hantaran Lebaran yang hingga saat ini populer di kalangan masyarakat Indonesia merupakan bentuk transformasi dari tradisi hantaran hasil bumi yang dipersembahkan rakyat kepada raja dan kemudian dari raja untuk rakyat,” Ucap Fadly
Seiring dengan perkembangan zaman tradisi hantaran berubah wujud menjadi hantaran makanan terutama ketika lebaran untuk para saudara, tetangga, maupun orang yang disegani di kampung.
Hantaran menggunakan rantang telah menjadi tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat Jawa Barat khususnya suku Betawi sedari dulu, hanya saja bentuk representasinya kini sudah mulai fleksibel seiring dengan perkembangan zaman. Walaupun demikian masih terdapat beberapa kelompok masyarakat yang mempertahankannya.
Lantas apa saja menu hantaran yang biasanya dimasukkan kedalam rantang?
Sayur Kentang
Sayur kentang menjadi penyusun rantang di urutan pertama. Pada masyarakat Betawi sayur kentang biasa dijumpai di berbagai acara tasyakuran. Sayur kentang diletakkan di urutan pertama sebenarnya agar saat rantang terkena guncangangan apalagi ketika anak-anak yang membawa hantaran rantang, sayur tersebut tidak mengenai makanan lain yang ada di susunan bawahnya. Sayur kentang sendiri biasanya terdiri dari kentang, bihun, dan menggunakan petai.
Semur Daging
Pada susunan kedua biasa diisi oleh sumber protein hewani seperti daging kerbau, sapi ataupun ayam. Namun, sebagian besar masyarakat Betawi biasa menggunakan daging kerbau sabagai sajian makanan identik Idulfitri, olahan semur daging kerbau ketika Idulfitri telah menjadi tradisi dalam masyarakat betawi. Walaupun memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan daging sapi, daging kerbau dinilai lebih enak karena memiliki serat yang lebih kasar. Tidak harus daging kerbau jika kalian ingin membuat olahan dari jenis daging lain pun bisa, olahan daging tersebut bisa diolah menjadi daging semur atau daging rendang. Jika menggunakan daging ayam maka biasanya diolah menjadi ayam kecap cabe ijo.
Ikan Asin dan Sambelan
Ikan Asin dan sambelan menjadi menu wajib yang ada dalam hantaran rantang Betawi apalagi jika hantaran rantang tersebut ditujukan untuk orang tua, ncang, dan ncing kita. Mungkin tidak apa jika tidak memasukkan olahan daging tapi untuk ikan asin itulah yang dicari. Sambelan sendiri merupakan osengan/tumisan kecambah, kacang panjang dan lengkio yang ditumis menggunakan bawang merah, bawang putih, cabe, garam, serta terasi.
Mie Goreng
Selain daging adapula menu olahan mie goreng/bihun goreng yang menjadi menu pendamping. Mi goreng biasa diletakkan di susunan rantang setelah daging. Olahan mi goreng ini biasa di buat mi goreng jawa yang menggunakan sayuran seperti sawi dan kol kemudian diberi pula toping baso sapi.
Sambal Kentang
Olahan sambal kentang dengan petai turut menjadi olahan yang banyak di pilih untuk dimasukkan kedalam rantang. Namun, sama dengan mie goreng yang menjadi menu pendamping sambal kentang pun demikian. Sehingga kehadirannya dalam rantang bersifat opsional ia bisa tidak dimasukan dan ketika tidak ada menggunakan sambelan atau ikan asin biasanya ia akan menjadi menu pengganti.
Nasi
Terletak di bagian dunia beriklim tropis yang panas, orang Indonesia membutuhkan makanan banyak serat, mudah dicerna, dan memiliki kandungan air yang cukup. Oleh karena itu masyarakat Indonesia memilih nasi sebagai makanan pokok. Orang indonesia merasa ‘belum makan’ jika belum makan nasi. Nasi menjadi makanana pokok yang diletakkan di susunan deretan atas rantang hantaran.
Kue Tradisional
Kue tradisional seperti wajik, geplak, dodol, atau pun tape uli biasa diberikan di dalam rantang. Menjelang lebaran masyarakat betawi biasa membuat kue tradisional sebagai sajian untuk slametan yang biasa diadakan bada isha setelah Kemenag mengumumkan penetapan satu syawal maupun untuk menjadi kue pendamping dalam rantang hantaran. Kue ini biasa dimasukkan ke dalam rantang jika rantang tersebut memiliki lima susun. Namun, biasanya juga diletakkan sebagai tentengan dengan kantung plastik secara terpisah.
Komentar
Posting Komentar