Nasib Gerai Rumah Makan Padang Saat Ramadhan

 

Rumah Makan Padang Sederhana. (Foto: Reddoorz.com)

Awal Ramadhan memberikan dampak kepada jam operasional rumah makan Padang di sekitar daerah Jatisampurna Bekasi. Sebagian memilih bertahan dan sebagian memilih tutup sementara.

    Rumah makan merupakan tempat yang tidak akan pernah habis dan mati karena makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia, sehingga masalah pangan dikategorikan ke dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Maka dari itu setiap harinya manusia pasti mencari cara demi memenuhi kebutuhan tersebut untuk bertahan hidup.

Rumah makan yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat adalah rumah makan Padang, hampir disemua kota dan desa sudah ada rumah makan Padang. Istilah rumah makan Padang sering digunakan untuk merujuk kepada tradisi kuliner seluruh masyarakat Minangkabau Sumatra Barat. Masakan Padang terkenal dengan rasa yang kaya dari santan sukulen dan cabai pedas. Masakan padang mempunyai berbagai jenis masakan seperti rendang, sayur nangka kapau, teri terong sambel cabe hijau, asam padeh, ayam pop, kalio, dendeng balado, perkedel kentang, telur dadar, daun singkong dan masih banyak lainnya. Masakan ini juga memiliki ciri khas sayur daun singkong rebus dan gulai nangka. Selain terkenal dengan pemakaian santan di berbagai jenis makanan masakan Padang sendiri identik dengan rasa asin pedas dengan sajian lengkap dengan nasi hangat yang cocok dinikmati di berbagai waktu.

Salah satu kuliner khas masakan Padang yang sangat terkenal adalah rendang, rendang sendiri terdiri dari dua macam yakni rendang kering dan rendang kaleo atau rendang basah. Masakan dengan bahan utama daging yang diolah dengan bumbu rempah-rempah khas dari Minangkabau ini dapat dijumpai di Rumah Makan Padang di seluruh dunia.

Rendang telah dinobatkan sebagai makanan terenak nomer satu di dunia menurut CNN selama dua kali yakni di tahun 2011 dan di tahun 2016. Kenikmatannya sudah diakui oleh orang-orang mancanegara. Bahkan di Indonesia sendiri masakan Padang juga menjadi salah satu makanan paling populer yang dapat kita jumpai dari sabang sampai marauke.


Foto: boizimi.blogspot.com

Nasi padang tentu sudah dikenal luas sampai mancanegara. Makanan khas Minangkabau ini mudah ditemui dan menjadi favorit banyak orang sejalan dengan jumlah rumah makan Padang yang semakin meningkat setiap harinya. Oleh karena itu masakan Padang menjadi makanan yang tak mengenal sekat waktu baik kalangan muda hingga orang dewasa selalu menjadikan makanan ini pilihan ketika tidak ada masakan di rumah. Warung penjaja masakan Padang pun tersebar di mana-mana, dalam berbagai bentuk ciri khasnya masing-masing ada yang berupa rumah makan dengan konsep menu makanan disajikan semua di atas meja ̶  biasanya dicirikan dengan bentuk atap gadang di bagian atap rumah  makannya, ada juga rumah masakan Padang biasa yang tersebar disetiap tikungan jalan, hingga masakan Padang yang dijajakan dengan gerobakan.

Jika di hari-hari biasa kita menjumpai rumah makan Padang selalu ramai pembeli hingga hanya tinggal menyisakan beberapa lauk masakan yang sekiranya kurang memiliki peminat di sore hari, lalu bagaimana keadaan rumah makan Padang di bulan suci Ramadhan?

Seperti yang kita ketahui bulan suci Ramadhan merupakan bulan dimana pada umat muslim di seluruh dunia menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh. Pada Ramadhan tahun ini pemerintah khususnya Pemerintah Kota Bekasi tetap mengizinkan rumah makan, restoran serta kafe tetap buka selama bulan Ramadhan dengan memasang tirai dan mengatur jam operasional untuk menghargai umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Lantas bagaimanakah nasib rumah makan terkhususnya rumah makan Padang saat bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah?

Mengambil sampel penelitian observasi yang dilakukan kepada eman rumah makan Padang di sekitar Kelurahan Jatiranggon, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi. Terdapat dua rumah makan Padang yang memang lebih memilih untuk menutup gerai mereka sementara. Pada hari biasanya rumah makan tersebut beroprasi mulai jam 10.00 WIB hingga sore atau bahkan menjelang malam hari. Namun, memasuki hari ke-4 puasa warung tersebut sama sekali tidak pernah buka. Padahal sehari sebelum memasuki Ramadhan rumah makan Padang tersebut beroprasi seperti biasa. Rumah makan yang tutup ialah Rumah Makan Wali Minang depan SMP & SMA  Walisongo dan Masakan Padang Tuah Saiyo dekat kelurahan Jatiranggon.

Pada satu hari sebelum puasa pun beberapa rumah makan Padang menutup kedai mereka, sehingga rumah makan Padang yang buka tidak sampai setengah hari membuka gerai lauk-lauk familier sudah ludes seperti telur dadar, ayam bakar, ayam goreng, perkedel, rendang, ikan kembung bakar, hingga ayam sayur dan hanya tinggal menyisakan jenis lauk ikan-ikanan.

Selanjutnya untuk empat rumah makan Padang yang berbeda tetap buka, hanya saja mereka menerapkan jam opresional baru sebagaimana yang diberlalukan oleh tempat makan lain dalam rangka mematuhi tata tertib dan juga menghormati sesama. Jika sebelumnya para pemilik rumah makan biasanya mulai bersiap dari pagi untuk membuka warungnya kemudian menyiapkan lauk seperti membakar ayam didepan warung. Namun, kini para penjual nasi Padang baru mempersiapkan untuk membuka rumah makannya pada siang menjelang sore hari, setelah itu barulah kemudian mereka melepas tirai warung makannya pada sekitaran jam setengah tiga hingga jam setengah empat sore.

Namun walaupun jam oprasional buka yang terkesan lebih pendek dari biasanya tidak membuat rumah makan tersebut mengalami penurunan minat para penikmat dan pembeli nasi Padang yang signifikan. Terbukti ketika jelang waktu berbuka datang beberapa pengunjung mulai secara bergantian berdatangan. Berhubung rumah makan Padang di sekitar daerah Jatiranggon buka lebih sore dari biasanya mereka pun memperpanjang jam operasional tutupnya. Jika pada hari biasa rumah makan Padang tutup pada pukul 21.00 WIB kini bisa sampai pukul 22.00 WIB.

Dari informasi di atas kita bisa tahu bahwa Ramadhan tidak membawa pengaruh buruk bagi keberlangsungan sektor bisnis kuliner nusantara sebaliknya dengan Ramadhan banyak UMKM yang terbantu dengan aji mumpung berdagang menu takjil. Hal itu pula yang dilakukan oleh salah satu gerai rumah makan Padang yakni Do’a Ibu.

 

Ditulis oleh: Vivi Nurma Lestari

Menggunakan teknik observasi

Komentar

Postingan Populer